Senin, 23 Mei 2016

Laporan Praktikum Porifera



PRAKTIKUM II

Topik                             :   Porifera
Tujuan                           : Mengenal morfologi dan tanda-tanda karakteristik anggota phylum Porifera
Hari/tanggal                  : Sabtu / 19 Maret 2016
Tempat                          : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I.                 ALAT DAN BAHAN
A.    ALAT             :
1.      Lup
2.      Papan seksi/baki
3.      Alat tulis
B.     BAHAN         :
            Awetan kering spesies Porifera (Microciona sp, Euspongia sp, dan Hippospongia sp)

II.              CARA KERJA
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Menggambar morfologi hewan porifera
3.      Memberikan keterangan selengkapnya dan menuliskan sitematiknya.

III.           TEORI DASAR
      Porifera mewakili hewan-hewan primitive yang bersimetri radial atau asimetri dan menyimpang dari garis utama evolusi Metazoa, serta merupakan cabang evolusi yang disebut Parazoa. Hewan ini hidup di laut, beberapa di air tawar, tidak aktif, tidak bertangkai, memiliki banyak pori. Sistem pencernaan berlangsung secara intraseluler.

IV.             HASIL PENGAMATAN

1.      Microciona sp

a.       Foto Pengamatan
Sumber : Dokumentasi Pribadi. 2016
b.      Foto Literatur
Sumber : Anonim a. 2016


2.      Euspongia sp

  1. Foto Pengamatan
Sumber : Dokumentasi Pribadi. 2016
  1. Foto Literatur
Sumber : Anonim b. 2016


3.      Hippospongia sp

  1. Foto Pengamatan
Sumber : Dokumentasi Pribadi. 2016

  1. Foto Literatur
Sumber : Anonim c. 2016

V.                ANALISIS DATA

1.      Microciana sp
Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom              : Animalia
Phylum                 : Porifera
Classis                  : Demospongiae
Ordo                     : Poeciloclerina
Familia                 : Microcionidae
Genus                   : Microciona
Spesies                 : Microciona sp
Sumber                 : Hegner, 1968
     Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum kali ini, diperoleh data bahwa ciri-ciri Microciona sp adalah memiliki kerangka tubuh yang tersusun atas berbagai bentuk spikula dan kadang-kadang spongin. Microciona sp hidup dengan cara berkoloni, umumnya dapat hidup di laut, namun ada beberapa spesies yang hidupnya di air tawar. Spesies ini memiliki tubuh yang berpori dan permukaan yang mirip seperti batu karang. Microciona sp dapat dikenali dengan mudah dengan adanya ciri-ciri bahwa bentuknya bersemak-semak dan bercabang panjang, hewan spesies ini berwarna merah cerah, tubuhnya lunak dan lembek dan bercabang seperti ranting. Hewan ini tidak mempunyai rangka, jika ada itu hanya rangka yang terbuat dari serabut-serabut spongin dengan spikula dan kersik, didalam air hewan ini akan berkembang dan bertambah panjang hingga 15 cm.

2.      Euspongia sp
Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom              : Animalia
Phylum                 : Porifera
Classis                  : Demospongiae
Ordo                     : Keratosa
Familia                 : Euspongidae
Genus                   : Euspongia
Spesies                 : Euspongia sp
Sumber                 : Jasin Maskoeri, 1984
     Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum kali ini, diperoleh data bahwa Euspongia sp merupakan hewan porifera yang hidup di laut pada kedalaman tertentu, memiliki tubuh yang lunak dan tidak memiliki rangka, jika ada rangka itu hanya terbuat dari serabut-serabut spongin dari kersik. Euspongia sp memiliki pori-pori disetiap tubuhnya, bertulang lunak dan tidak memiliki spikula, hewan ini biasanya jika sudah mati dijadikan sebagai alat penggosok pada waktu mandi.

3.      Hippospongia sp
Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom              : Animalia
Phylum                 : Porifera
Classis                  : Demospongiae
Ordo                     : Keratosa
Familia                 : Hippospongiadae
Genus                   : Hippospongia
Spesies                 : Hippospongia sp
Sumber                 : Hegner, 1968
     Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum kali ini, diperoleh data bahwa hewan Hippospongia sp dapat ditemukan di kedalaman 10-15 m, bentuk tubuhnya seperti batu yang mempunyai banyak celah, tidak mempunyai spikula dan tubuhnya lunak serta mempunyai kerangka tubuh yang terbuat dari spongin, ditutupi oleh membran tipis yang gelap yang mempunyai banyak ruang berflagel.

VI.             KESIMPULAN

      Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum kali ini dapat disimpulkan :
1.      Filum porifera mempunyai bentuk tubuh yang bervariasi
2.      Ciri-ciri utama porifera yaitu mempunyai pori-pori pada tubuhnya
3.      Spesies porifera yang terdapat di laboratorium ada tiga jenis yaitu Microciona sp, Euspongia sp, dan Hippospongia sp.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim a. 2016. http://karinaazkiya.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 20 Maret 2016

Anonim b. 2016. https://www.pinterest.com. Diakses pada tanggal 20 Maret 2016

Anonin c. 2016. http://media-2.web.britannica.com. Diakses pada tanggal 20 Maret 2016

Halang,Bunda, Dharmono, dan Mahrudin. 2016. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin. PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

Rusyana,Adun. 2013. Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta

Minggu, 22 Mei 2016

Laporan Praktikum Protozoa










LAPORAN PRAKTIKUM I
ZOOLOGI INVERTEBRATA
(ABKC 2201)

PROTOZOA

Disusun Oleh :
Noor Rahmina
A1C215030
Kelompok II B

Asisten Dosen :
Virginia Tamara
Zainudin, S.Pd

Dosen Pembimbing :
Drs. Bunda Halang, M.T
Drs. Dharmono, M.Si
Mahrudin, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET
2016
PRAKTIKUM I

Topik                           :Protozoa
Tujuan                         :Mengenal beberapa anggota phylum Protozoa yang hidup bebas di air tawar.
Hari / tanggal              :Kamis / 3 dan 10 Maret 2016
Tempat                        :Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin.

I.                   ALAT DAN BAHAN

A.    Alat             :

1.      Pipet tetes
2.      Kaca benda
3.      Kaca penutup
4.      Mikroskop
5.      Kompor gas
6.      Panci
7.    Gelas kimia
8.      Gelas aqua sebanyak 8 buah
9.      Gelang karet
10.  Tissue
11.  Baki
12.  Kapas
13.  Toples
14.  Plastik hitam


  1. Bahan              :

1.      Air kolam
2.      Air sawah
3.      Air selokan
4.      Air comberan
5.      Air sumur
6.      Kotoran ayam kering
7.      Jerami
8.      Lumpur sawah bagian atas


II.                CARA KERJA

A.    Medium Biasa
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Mengambil dengan pipet 2-3 tetes air yang akan diuji, dan meletakkan pada kaca benda.
3.      Mengamati protozoa yang tampak di mikroskop.
4.      Menggambar morfologi hewan-hewan yang tampak dan menyebutkan bagian-bagiannya.

B.     Medium Biakan
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Mengambil air sawah 1/3 dan memasukkan nya ke dalam toples.
3.      Mengambil lumpur sawah bagian atas sebanyak 2 sendok dan memasukkannya kedalam toples yang telah berisi air sawah tadi.
4.      Merebus jerami dengan air secukupnya selama 15 menit.
5.      Mendinginkan air rebusan, menyaringnya lalu mengambil sebanyak 80 ml air rebusan dan memasukkan ke dalam toples
6.      Menambahkan kotoran ayam kering dan sedikit jerami kedalam toples.
7.      Menutup toples dengan kain kasa atau plastik hitam dan dikareti gelang jika penutup berupa plastik maka plastik harus di lubangi dengan menggunakan jarum.
8.      Menempatkan toples di tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung, sebelum di teliti.






III.             TEORI DASAR

Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal, mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun Protozoa merupakan organisme yang sempurna. Ukuran tubuh mikroskopis, sangat beranekaragam morfologi, fisiologi, dan perkembang biakannya. Habitatnya di air tawar, air laut, tanah yang lembap atau dalam tubuh hewan yang lain. Alat gerak pseudopia, flagellum, silia, dan ada yang tanpa alat gerak.
Protozoa mempunyai lebih dari 30.000 spesies dengan beberapa sifat karakteristiknya. Ada beberapa spesies yang bersifat pathogen pada manusia dan hewan, beberapa spesies berperan penting dalam simbiosa dengan Ruminantia, sebagai mikroorganisme pada serangga, berperan di dalam proses mikrobiologi tanah, mikrobiologi air, dan sebagainya. Sifatnya dapat hidup dengan syarat kehidupan yang minimal, sebab jasad ini dapat menggunakan bakteria maupun protozoa lainnya sebagai sumber makanannya. Di dalam keadaan yang tidak sesuai untuk pertumbuhannya beberapa spesies dapat membentuk kista, yaitu bentuk sel yang dilindungi oleh dinding sel tebal.












IV.             HASIL PENGAMATAN

A.    Tabel Hasil Pengamatan

No
Medium
Spesies
Keterangan
1
Air Kolam
Surirella
Perbesaran 10 x 10
2
Air Sawah
Paramecium sp.
Perbesaran 10 x 10
3
Air Selokan
Euglena viridis dan Pinnularia
Perbesaran 10 x 10
4
Air Comberan
Paramecium sp.
Perbesaran 10 x 10
5
Air Sumur
-
-
6
Air Biakan
Paramecium sp. dan
Volvox aurerus
Perbesaran 10 x 10


















B.     Foto Pengamatan

  1. Paramecium sp (Pada air sawah, air comberan, dan air biakan)
Rounded Rectangle:







  1. Volvox aureus (Pada air biakan)
Rounded Rectangle:








  1. Rounded Rectangle:  Euglena viridis (Pada air selokan)










C.    Foto Literatur

  1. Paramecium sp (Pada air sawah, air comberan, dan air biakan)
Rounded Rectangle:







(Anonim a. 2016)

  1. Volvox aureus (Pada air biakan)
Rounded Rectangle:






(Anonim b. 2016)

  1. Euglena viridis (Pada air selokan)
Rounded Rectangle:






(Anonim c. 2016)
V.                ANALISIS DATA

Berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan dengan bantuan media alami dan biakan saya memperoleh data bahwa terdapat beberapa jenis protozoa di dalamnya, berikut ini analisis nya :

1.      Paramecium sp
Klasifikasi Ilmiah             :
Kingdom                          : Animalia
Phylum                             : Protozoa
Superclass                        : Ciliata
Class                                 : Holotriohea
Order                                : Hymonostimatida
Famili                               : Holotrichidae
Genus                               : Paramecium
Spesies                             : Paramecium sp
Sumber                             : Hegner, 1968
Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan saat praktikum kali ini diketahui bahwa hewan Paramecium sp dapat ditemukan di medium air sawah, air comberan dan air biakan. Paramecium sp hidup di air tawar yang bayak mengandung bakteri atau zat-zat organik, bentuknya seperti sandal (cenela), ada bagian yang dempak di sebelah depan dan meruncing di bagian belakang, terdapat banyak silia untuk alat gerak nya dengan cara bergetar, dan memiliki trichocyst, mulut, rongga makanan, dan rongga berdenyut, makronukleus, mikronukleus dan sel dubur.





2.      Volvox aureus
Klasifikasi Ilmiah             :
Kingdom                          : Animalia
Phylum                             : Protozoa
Superclass                        : Mastigophora
Class                                 : Phytomastigophora
Ordo                                 : Volvocida
Famili                               : Volvocidae
Genus                               : Volvox
Spesies                             : Volvox aureus
Sumber                             : Jasin, 1992
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan dalam praktikum, diperoleh bahwa hewan Volvox aureus dapat ditemukan hanya di air biakan saja. Bebtuk tubuh hewan ini bermacam-macam ada yang bulat seperti bola, bulat memanjang, bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Volvox aureus berkembang biak dengan dua cara yaitu aseksual dan seksual, sebagian besar selnya mempunyai titik mata, klorofil, vakuola kontraktil dan dua flagella.

3.      Euglena viridis
Klasifikasi Ilmiah             :
Kingdom                          : Animalia
Phylum                             : Protozoa
Superclass                        Mastigophora
Class                                 : Phytomastigoporea
Ordo                                 : Euglenida
Famili                               : Euglenidae
Genus                               : Euglena
Spesies                             : Euglena viridis
Sumber                             : Hegner, 1968
Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan, diperoleh data bahwa hewan Euglena viridis terdapat dalam air selokan, pada seluruh tubuh permukaannya memiliki silia yang sama panjang. Hewan ini memiliki bentuk tubuh yang panjang, runcing pada anterior dan tumpul pada posterior. Euglena viridis ini dapat bertindak sebagai heterotroph dan autotroph, hewan ini menggunakan kloroplas (warna hijau) yang mengandung klorofil a, klorofil b, dan beberapa karotenoid pigmen untuk menghasilkan gula oleh fotosintesis, setiap kloroplas mempunyai tiga membran da nada di tumpukan tilakoid tiga.
Jika dalam kondisi kelembapan yang rendah hewan Euglena viridis ini dapat membentuk dinding pelindung di sekitarnya dan tidur sebagai spora sampai kondisi lingkungan membaik, hewan ini juga dapat bertahan dalam keadaan gelap dengan cara menyimpan paramylon butiran di dalam tubuh pyemoid dalam kloroplas. Euglena viridis dapat berkembang biak dengan cara membelah diri secara longitudinal.














VI.             KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang saya dalam praktikum kali ini serta dari analisis nya, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.      Protozoa merupakan hewan-hewan yang bersel tunggal dan mempuntai ukuran tubuh yang mikroskopis.
2.      Protozoa berkembang biak dengan cara membelah diri, tetapi ada juga protozoa yang mengadakan konjugasi, dan membentuk spora.
3.      Protozoa adalah hewan yang bersifat parasit, mutualistis, dan komensal atau bebas.
4.      Anggota protozoa yang dapat ditemukan di medium biasa atau alami pada praktikum kali ini yaitu : Paramecium sp dan Euglena viridis.
5.      Anggota protozoa yang dapat ditemukan di medium biakan pada praktikum kali ini adalah Paramecium sp dan Volvox aureus.
















DAFTAR PUSTAKA

Anonim a. 2016. http://infovisual.info. Diakses pada tanggal 13 Maret 2016

Anonim b. 2016. http://www.funk..co.nz. Diakses pada tanggal 13 Maret 2016

Anonim c. 2016. http://artikelsiana.com. Diakses pada tanggal 13 Maret 2016

Halang,Bunda, Dharmono, dan Mahrudin. 2016. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin. PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

Rusyana,Adun. 2013. Zoologi Invertebrata. Bandung. Alfabeta